Tak terasa tahun 2012 sudah mulai berakhir. Suasana Natal pun sudah hampir berlalu, perayaan demi perayaan hampir selesai. Seperti di Gereja kami HKBP Hutaraja, mulai dari Natal Parhalado, Natal Lingkungan, Natal Ina, Natal Ama dan Natal Sikkola Minggu. Hanya tersisa satu lagi Acara Natal yaitu Natal Remaja & Naposo Bulung yang akan diadakan nanti malam.
Dari seluruh perayaan Natal yang telah dilaksanakan di gereja kami, satu kata yang mungkin dapat saya sebutkan untuk mewakili seluruh gambaran situasi peryaan tersebut yaitu "sepi". Meski tidak hadir pada setiap perayaan Natal, tetapi dari setiap acara Natal yang saya ikuti ditambah pengamatan dari rekan sahuria yang menghadiri acara Natal secara keseluruhan memang dapat disimpulkan bahwa perayaan Natal khususnya di Gereja kami pada tahun ini tergolong sepi. Bahkan pada acara Natal Ina Huria, acara drama baru setengah jalan namun "penonton" atau undangan sudah pada pulang sehingga drama natal sisudahi di babak pertengahan.
Miris juga melihat situasi perayaan Natal tahun ini. Saya teringat semasa anak-anak dan remaja, Natal merupakan sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu bahkan tak ingin rasanya cepat berlalu. Setiap acara Natal digereja tidak ditemukan kursi yang kosong bahkan banyak undangan yang rela berdiri demi menikmati suguhan acara demi acara Natal. Semangat di bulan Natal berbeda dengan bulan-bulan yang lain. Sungguh Natal itu sebuah moment yang sangat dinantikan dan sulit dilupakan.
Tetapi tidak demikian adanya pada Natal saat ini, saya melihat jauh berbeda dengan Natal tahun-tahun sebelumnya. Sepertinya jemaat sudah mulai tidak tertarik lagi dengan perayaan Natal. Kaum Ama lebih senang dengan "tuak" sambil marmitu bahkan "manjaha" di kode tuak. Kamu remaja dan naposo lebih senang di warnet, jalan bersama pacar atau di rumah sambil kedua tanggannya menari-nari diatas keypad handphone nya.
Entah apa penyebab dari semua ini, mengapa Natal tidak seheboh dulu lagi. Kita tanya rumput yang bergoyang saja.